IMPLEMENTASI
BLENDED LEARNING (ONLINE AND OFFLINE
LEARNING) DENGAN BANTUAN MEDIA BUEKO
(BUKU ELEKTRONIK KOLOID) DAN APLIKASI QUIZIZ
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR MATERI KOLOID DAN RESPON SISWA
Oleh:
Nikmatur Rohmaya, S.Pd
Abstrak
Revolusi
Industri 4.0 membawa perubahan besar di segala bidang termasuk pendidikan.
Salah satu ciri revolusi industri 4.0 adalah semakin maraknya penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pembelajaran kini telah bergeser dari
pembelajaran konvensional tatap muka (face
to face) ke pembelajaran online (e-learning). e-learning sangat
memungkinkan diterapkan pada pembelajaran, termasuk pembelajaran kimia. Salah
satu materi kimia yang belum optimal hasil belajarnya adalah Koloid. Materi ini
dianggap materi hafalan, abstrak, dan susah dipahami oleh siswa. Namun e-learning saja tidak cukup optimal
sehingga diperlukan suatu pendekatan yang memadukan online dan offline learning yaitu
Blended Learning. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar dan respon siswa, khususnya
pada materi koloid dengan menggunakan Blended
Learning. Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku elektronik
koloid dan aplikasi quiziz. Media ini selain untuk meningkatkan antusiasme
siswa juga dapat melatih siswa secara mandiri menemukan konsep-konsep yang
dipelajari. Kualitas hasil belajar meningkat yaitu saat pretest presentase
ketuntasan siswa sebesar 22,58% meningkat menjadi 83,87%., sedangkan bila
dibandingkan dengan kelas kontrol, presentase kelas eksperimen lebih tinggi
yaitu presentase ketuntasan kelas kontrol sebesar 63,64%, sedangkan kelas
eksperimen sebesar 83,87%. Selain itu, siswa memberikan respon yang positif,
siswa merasa lebih semangat, tertarik dan termotivasi.
Kata
kunci: Blended
Learning, koloid, hasil belajar,
respon siswa.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Revolusi
Industri 4.0 dewasa ini semakin marak diperbincangkan. Dunia, termasuk
Indonesia di dalamnya saat ini tengah mengalami suatu perubahan besar. Hampir
semua lini kehidupan mengalami perubahan, termasuk bidang pendidikan. Pola
pendidikan mengalami pergesaran dari teacher
oriented menjadi student oriented.
Pembelajaran kini mulai beralih dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran
digital. Guru kini tak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, sebab sumber
informasi bisa berasal dari mana saja, sehingga guru dituntut untuk kreatif dan
inovatif agar tak kelah saing dengan mesin.
Salah
satu ciri revolusi industri 4.0 adalah semakin maraknya penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi dan
komunikasi dewasa ini berlangsung sangat pesat. Salah satu pengaruh
perkembangan TIK dalam dunia pendidikan yaitu mulai bergesernya pembelajaran
tatap muka (face to face) ke
pembelajaran online (e-learning). TIK sangat mungkin untuk
diintegrasikan ke dalam pembalajaran, termasuk dalam pembelajaran kimia.
Mata
pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, serta energetika zat yang
melibatkan keterampilan dan penalaran (Rahardjo, 2014: iv). Untuk memahami
kimia siswa harus mempunyai kemampuan berpikir abstrak/tahap operasional
formal. Siswa SMA yang berusia antara 15-18 tahun
dapat dikatakan sudah berada pada tahap operasional formal. Siswa dianggap
telah mampu mengembangkan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dengan
menggunakan cara berfikir abstrak (Piaget dalam Suparno, 1997:34), sehingga
proses berpikir siswa tidak hanya terbatas dan tidak perlu bantuan benda atau
hal-hal yang konkret (Arifin, 1995:91). Namun kenyataan di lapangan menunjukkan
tidak semua siswa SMA memiliki kemampuan berfikir abstrak. sehingga bantuan
media atau benda nyata menjadi penting dihadirkan saat pembelajaran.
Berdasarkan
analisis pendahuluan terhadap hasil belajar siswa pada materi sebelumnya,
didapatkan data bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Artinya masih
banyak siswa yang nilainya di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Selain
itu, motivasi belajar siswa juga tergolong rendah. Motivasi belajar kimia siswa
yang rendah salah satunya dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang memilih
kimia sebagai mata pelajaran Ujian Nasional. Berdasarkan data pilihan mata
pelajaran UN pilihan, dari 46 siswa kelas XII IPA tahun pelajaran 2018/2019,
hanya 2 siswa yang memilih kimia. Hal tersebut dikarenakan kimia menjadi
pelajaran yang kurang diminati oleh siswa.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut diperlukan suatu pendekatan yang mengintegrasikan TIK (e-laerning) dalam pembelajaran kimia.
Dengan mengintegrasikan e-learning
dalam pembelajaran siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja, sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Namun, e-learning saja tidak cukup untuk diterapkan di lingkungan sekolah.
Hal ini dikarenakan tidak ada interaksi dan umpan balik antara guru dan siswa,
sehingga diperlukan suatu metode yang dapat memadukan antara pembelajaran tatap
muka yang konvensional dan pembelajaran online.
Dengan model pembelajaran dan media tatap muka yang sesuai dengan e-learning, pembelajaran kimia akan berlangsung
efektif, efisien dan menarik. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis
melakukan penelitian Implementasi Blended
Learning (Online and Offline Learning)
dengan Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz untuk
Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Materi Koloid dan Respon Siswa.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan pemaparan latar
belakang diatas maka ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana peningkatan kualitas hasil
belajar Koloid siswa setelah diterapkan Blended
Learning (Online and Offline Learning)
dengan Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz?
2.
Bagaimana respon siswa terhadap Blended Learning (Online and Offline Learning) dengan Bantuan Media BUEKO (Buku
Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikan peningkatan kualitas
hasil belajar siswa setelah diterapkan Blended
Learning (Online and Offline Learning)
dengan Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz?
2.
Mendeskripsikan respon siswa terhadap Blended Learning (Online and Offline Learning) Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik
Koloid) dan Aplikasi Quiziz?
D. Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat dari penelitian adalah:
1.
Bagi guru, penelitian ini diharapkan
memberikan informasi bagi guru kimia tentang Blended Learning (Online and
Offline Learning) dengan Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan
Aplikasi Quiziz
2.
Bagi siswa, penelitian ini diharapkan
dapat membantu siswa memahami konsep kimia khususnya materi koloid dengan
pembelajaran yang menyenangkan.
KAJIAN
TEORI
Blended
Learning berasal dari dua kata yaitu blended dan learning. Dalam kamus lengkap Inggris
Indonesia, kata blended berasal dari
kata blend yang berarti campuran,
perpaduan, sedangkan learning berasal
dari kata learn yang berarti belajar,
pembelajaran. Blended Learning merupakan
suatu metode pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran di kelas dengan
pembelajaran online (e-learning). Dengan kata lain, Blended Learning merupakan kombinasi
antara pertemuan tatap muka (guru dan siswa saling berinteraksi secara
langsung) dan pembelajaran mandiri berbasis online
yang bisa diakses baik melalui komputer maupun handphone. Dengan menggunakan Blended
Learning, pembelajaran akan lebih efektif dan efisien karena kedua metode
pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing. Metode pembelajaran tatap muka
yang konvensional memungkinkan pembelajaran berlangsung secara interaktif
dengan menggunakan berbagai pendekatan dan strategi, sedangkan metode online dapat mengakses materi
pembelajaran tanpa batasan ruang dan waktu.
Seperti halnya metode
pembelajaran lainnya, Blended Learning juga
memiliki kelebihan dan kelemahan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Blended Learning lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional maupun online
Kelebihan Blended Learning antara lain.
1.
Memadukan pembelajaran konvensional dan online, sehingga Blended Learning bisa melengkapi kekurangan kedua metode tersebut.
2.
Penyampaian materi dapat dilaksanakan
kapan saja dan di mana saja dengan memanfaatkan jaringan internet, tetapi tetap
dilengkapi dengan umpan balik saat pertemuan di kelas.
3.
Guru dapat meminta siswa untuk mengkaji
materi pembelajaran sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung.
4.
Bisa digunakan untuk menyiasati
kekurangan waktu mengajar dan menambah
waktu pembelajaran via online.
5.
Memudahkan siswa untuk mengakses materi
pembelajaran.
6.
Bisa digunakan untuk materi pelajaran
yang banyak dan melimpah.
7.
Kegiatan diskusi bisa berlangsung
offline dan online.
8.
Memungkinkan komunikasi dan diskusi
dengan siswa yang tidak mau bertanya di kelas.
Kekurangan
Blended Learning yaitu:
1.
Tidak semua guru memiliki keterampilan
untuk melaksanakan pembelajaran online.
2.
Tidak semua siswa memiliki sarana dan
prasana yang mendukung, seperti komputer, handphone,
dan akses internet.
METODE
DAN PELAKSANAAN
Penelitian
ini adalah penelitian Best Practice
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hasil belajar dan respons siswa, khususnya pada materi koloid dengan Blended Learning dengan bantuan buku
elektronik koloid dan aplikasi quiziz. Media yang digunakan dalam penelitian
adalah media buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz. Adapun penelitian ini
bertempat di MAN Buleleng. Kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas
XI IPA 2 yang berjumlah 31 siswa. Penelitian dilakukan selama bulan Mei 2019.
Penelitian ini tidak hanya melibatkan siswa namun juga melibatkan ahli yaitu
dosen dan guru kimia dari SMAN 1 Gerokgak.
PEMBAHASAN
Unsur-
unsur yang dihasilkan sebagai berikut:
1.
Sistem sosial dari pembelajaran adalah
diterapkannya pola pembelajaraan kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator
dan mediator, sedangkan siswa bertindak sebagai pembelajar aktif, siswa
diberikan kesempatan seluas-luanya untuk bertanya dan berpendapat. Jadi
pembelajaran menggunakan pola student
centered. Sistem sosial disini lebih menekankan interaksi antara guru
dengan siswa maupun interaksi antar siswa dengan siswa. Interaksi antara guru
tidak hanya dengan tatap muka (offline),
tetapi juga melalui diskusi pada grup whatssapp
(online).
2.
Prinsip reaksi, guru lebih banyak
membimbing dan mengarahkan siswa. Jika siswa belum bisa menemukan konsep atau
kesulitan, maka guru membantu siswa untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi.
3.
Sistem pendukung yang digunakan adalah
RPP, media buku elektronik koloid, aplikasi quiziz, buku siswa dan sumber
lainnya, lembar kerja siswa, tes penilaian. RPP disusun berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5164 Tahun 2018 Tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Madrasah. Format RPP
yang dibuat lebih padat dan ringkas.
4.
Dampak instruksional dari hasil
penelitian adalah kecakapan siswa membangun konsep sehingga tercapai kualitas
belajar yang diinginkan. Selain itu kemampuan observasi, bertanya, diskusi, dan
presentasi siswa meningkat.
5.
Dampak pengiring yang diperoleh adalah
meningkatnya sikap tanggung jawab, kemampuan kerja sama dan siswa lebih aktif,
tertarik, serta termotivasi.
Tabel
hasil pretest dan postets kelas XI IPA 2
No.
|
Aspek
|
Pretest
|
Postest
|
1.
|
Jumlah siswa yang tuntas
|
7
|
26
|
2.
|
Presentase
ketuntasan
|
22,58%
|
83,87%
|
3.
|
Nilai
rata-rata siswa
|
66
|
76
|
4.
|
Nilai Terbesar
|
80
|
88
|
5.
|
Nilai Terkecil
|
48
|
56
|
Dari
tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan presentase ketuntasan yang
signifikan nilai prestest dan postest. Hal tersebut menandakan bahwa ada
peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan Blended Learning dengan bantuan media buku elektronik koloid dan
aplikasi quiziz.
Tabel
Perbandingan kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
No.
|
Aspek
|
Kelas Kontrol
XI IPA 1
|
Kelas
Eksperimen
XI IPA 2
|
1.
|
Jumlah siswa yang tuntas
|
19
|
26
|
2.
|
Presentase
ketuntasan
|
63,64%
|
83,87%
|
3.
|
Nilai
rata-rata siswa
|
68
|
76
|
4.
|
Nilai Terbesar
|
84
|
88
|
5.
|
Nilai Terkecil
|
48
|
56
|
Dari
tabel dapat kelas eksperimen yang menggunakan Blended Learning dengan bantuan media buku elektronik koloid dan aplikasi
quiziz lebih unggul hasil belajarnya dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional tanpa e-learning
Hasil
angket respon siswa adalah sebagai berikut, 93,55% siswa menyatakan senang
dengan pembelajaran Blended Learning dengan
Bantuan Media buku elektornik dan aplikasi quiziz, 90,32% siswa merasa
termotivasi, dan 87,1% siswa merasa mampu menjawab lebih banyak pertanyaan yang
berkaitan dengan koloid. Sedangkan hasil angket respon siswa terhadap media
buku elektronik menunjukkan 93,55% siswa menyatakan buku elektronik koloid
mudah digunakan, 87,10% siswa merasa belajar lebih baik, dan 87,10% siswa
merasa materi disajikan dengan lebih baik. Sehingga siswa memberikan respon
positif yaitu siswa lebih senang, semangat dan termotivasi saat pelajaran
berlangsung.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Kualitas hasil belajar dengan
menggunakan Blended Learning dengan
bantuan media buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz meningkat yaitu saat
pretest presentase ketuntasan siswa sebesar 22,58% meningkat menjadi 83,87%
setelah proses pembelajaran. Sedangkan bila dibandingkan dengan kelas kontrol,
presentase kelas eksperimen lebih tinggi yaitu presentase ketuntasan kelas
kontrol sebesar 63,64% sedangkan kelas eksperimen sebesar 83,87%.
2.
Dari angket yang diisi oleh siswa dapat
disimpulkan bahwa siswa memberikan respon yang positif, siswa merasa lebih
semangat, tertarik dan termotivasi saat belajar materi kimia unsur menggunakan
dengan Blended Learning bantuan media
buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz.
B.
Rekomendasi
1. Blended Learning dengan
Bantuan Media buku elektronik koloid dapat dijadikan alternatif dalam proses
belajar mengajar sehingga hendaknya dapat diterapkan di sekolah.
2. Hendaknya
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk diterapkan di pelajaran lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, M. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya:
Airlangga University Press.
Depdikbud.
2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud
Depdiknas.2004.
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Depdiknas.2004. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah
Menengah Pertama. Dirjen Dikdasmen. Jakarta.
Nurhayati.
2018. Penerapan Pembelajaran Abad 21
Memanfaatkan Rumah Belajar. Modul tidak diterbitkan. Jakarta: Kemdikbud.
Priyambodo,
Erfan dkk. 2016. Buku Siswa Kimia untuk
SMA/MA Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara.
Rahardjo,
Sentot Budi. 2014. Buku Siswa Kimia
Berbasis Eksperimen untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai
Utama Mandiri.
*Tulisan ini masuk dalam 150 tulisan
terbaik ajang Simposium Nasional Guru Madrasah Tahun 2019 di Surabaya
*Tulisan ini dimuat dalam Majalah Madani MAN Buleleng Volume 10 Tahun 2020
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar disini, tapi yang sopan ya :)