Catatan: Tulisan ini pernah dimuat dalam majalah Madani MAN Patas Volume 7 Tahun 2016 dan diperbarui pada tanggal 9 September 2018. Berikut ulasan lengkapnya.
Salah satu permasalahan yang sering
kali dihadapi guru adalah kurangnya waktu mengajar. Idealnya waktu mengajar
telah dirumuskan melalui alokasi waktu yang mengacu pada kalender pendidikan
dan dirinci menjadi rincian minggu efektif dan hari efektif, program tahunan, serta
program semester. Alokasi waktu mengajar akan semakin berkurang dengan
banyaknya waktu libur, seperti libur hari besar keagaamaan dan peringatan hari
besar nasional. Hal-hal insidental, seperti rapat rutin dan undangan pelatihan,
juga turut mengurangi waktu mengajar yang telah dirancang. Akibatnya, ketika
mendekati ulangan akhir semester, guru kewalahan pasalnya materi yang diajarkan
masih banyak sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas.
Salah satu solusi mengatasi
kekurangan waktu mengajar tersebut adalah dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi dan
komunikasi dewasa ini berlangsung sangat pesat. Salah satu pengaruh perkembangan
TIK dalam dunia pendidikan yaitu mulai bergesernya pembelajaran tatap muka (face to face) yang konvensional ke
pembelajaran online (e-learning). Pada saat ini perkembangan
TIK di bidang pendidikan memungkinkan diadakannya belajar jarak jauh
menggunakan media internet. Namun, e-learning
saja tidak cukup untuk diterapkan di lingkungan sekolah. Hal ini
dikarenakan tidak ada interaksi dan umpan balik antara guru dan siswa, sehingga
diperlukan suatu metode yang dapat memadukan antara pembelajaran tatap muka
yang konvensional dan pembelajaran online.
Metode yang dimaksud adalah Blended
Learning.
Blended
Learning berasal dari dua kata yaitu blended dan learning. Dalam kamus lengkap Inggris
Indonesia, kata blended berasal dari
kata blend yang berarti campuran,
perpaduan, sedangkan learning berasal
dari kata learn yang berarti belajar,
pembelajaran. Blended Learning merupakan
suatu metode pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran di kelas dengan
pembelajaran online (e-learning). dengan kata lain, Blended Learning merupakan kombinasi
antara pertemuan tatap muka (guru dan siswa saling berinteraksi secara
langsung) dan pembelajaran mandiri berbasis online
yang bisa diakses baik melalui komputer maupun handphone. Dengan menggunakan Blended
Learning, pembelajaran akan lebih efektif dan efisien karena kedua metode
pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing. Metode pembelajaran tatap muka
yang konvensional memungkinkan pembelajaran berlangsung secara interaktif
dengan menggunakan berbagai pendekatan dan strategi, sedangkan metode online dapat mengakses materi
pembelajaran tanpa batasan ruang dan waktu.
Seperti halnya metode pembelajaran
lainnya, Blended Learning juga
memiliki kelebihan dan kelemahan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Blended Learning lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional maupun online
Kelebihan Blended Learning antara lain.
· Memadukan pembelajaran konvensional dan online, sehingga Blended Learning bisa melengkapi kekurangan kedua metode tersebut.
· Penyampaian materi dapat dilaksanakan
kapan saja dan di mana saja dengan memanfaatkan jaringan internet, tetapi tetap
dilengkapi dengan umpan balik saat pertemuan di kelas.
· Guru dapat meminta siswa untuk mengkaji
materi pembelajaran sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung.
· Bisa digunakan untuk menyiasati
kekurangan waktu mengajar dan menambah
waktu pembelajaran via online.
· Memudahkan siswa untuk mengakses materi
pembelajaran.
· Bisa digunakan untuk materi pelajaran
yang banyak dan melimpah.
· Kegiatan diskusi bisa berlangsung
offline dan online.
· Memungkinkan komunikasi dan diskusi dengan
siswa yang tidak mau bertanya di kelas.
Kekurangan
Blended Learning yaitu:
·
Tidak semua guru memiliki keterampilan
untuk melaksanakan pembelajaran online.
·
Tidak semua siswa memiliki sarana dan
prasana yang mendukung, seperti komputer, handphone,
dan akses internet.
Media yang digunakan untuk melaksanakan Blended Learning sangat beragam bisa
melalui web maupun media sosial yang sangat digandrungi siswa. Berikut beberapa media sosial yang bisa digunakan untuk
melaksanakan metode Blended Learning.
1.
Facebook
Tak bisa dipungkiri bahwa facebook merupakan salah satu media sosial yang banyak diakses oleh
siswa, sehingga facebook sangat cocok
digunakan untuk menjalankan metode Blended
Learning. Beberapa fitur dan
sarana di facebook dapat dimanfaatkan
sebagai penunjang metode Blended Learning
antara lain:
a.
Facebook
group
Melalui fitur
facebook group, guru bisa
mengumpulkan akun siswa dalam satu kelas ke dalam suatu grup yang dibuat
khusus, grup kimia kelas XI IPA 1 MAN Patas misalnya. Melalui grup tersebut,
guru bisa berinteraksi dan berdiskusi dengan siswa, begitu pula antarsiswa. Guru
dapat mengajukan pertanyaan atau memancing diskusi mengenai materi pembelajaran
yang akan atau telah diajarkan.
b. Facebook
share
Melalui fitur
ini guru bisa membagikan materi singkat, gambar, link, atau video pembelajaran
ke siswa sehingga siswa bisa mempelajari terlebih dahulu sebelum didiskusikan
di kelas.
c. Facebook
note
Fitur
ini memungkinkan guru membagikan ulasan materi yang lebih mendalam dan
memungkinkan guru memberikan tugas berupa catatan. Guru atau siswa juga bisa
menandai temannya, sehingga diskusi bisa lebih aktif.
2.
Whatsapp
Sama seperti halnya dengan facebook group, whatssapp group juga memungkinkan guru untuk
mengumpulkan whatsapp pribadi siswa. Dalam
grup ini guru dan siswa bisa berdiskusi mengenai materi pembelajaran. Guru dan
siswa juga bisa saling berbagi materi, foto, dan video pembelajaran. Ditambah
lagi belum lama ini Whatsapp memperbarui
fitur untuk platform chatting-nya, sehingga pengguna bisa mengutip dan membalas
pesan (quotes and replies) secara
personal dalam obrolan grup. Hal ini memungkinkan diskusi menjadi lebih efisien
dan terarah. Fitur rich preview yang dimiliki oleh whatssapp memberikan kesempatan bagi
guru untuk mengirimkan link situs, blog atau semacamnya tentang materi
pembelajaran. Selain itu, dengan adanya pesan berbintang memungkinkan siswa
menyimpan hal-hal penting tanpa harus scrool
chatting dan bisa dilihat suatu waktu.
3.
Blackberry
Masanger (BBM)
BBM merupakan media sosial yang sedang tren
dikalangan pelajar. Fitur yang bisa
digunakan antara lain BBM group. BBM group memiliki fungsi yang hampir sama
dengan whatssapp group. Selain itu,
bbm group memiliki sarana obrolan video BBM yang memungkinkan diskusi menjadi
lebih interaktif.
4. Google Classroom
Google
merupakan salah satu perusahaan dengan pengguna terbanyak di dunia. kini google
telah dilengkapi dengan fitur google
classroom yang diperuntukkan
untuk dunia pendidikan. dengan fitur ini guru bisa berdiskusi dengan murid,
bisa memberikan tugas tanpa kertas dan banyak lagi lainnya. pembahasan lengkap
tentang google classroom akan saya jabarkan dalam tulisan berikutnya ya.
Berdasarkan paparan di atas, Blended Learning sangat mungkin diterapkan di sekolah
seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang
dengan menjamurnya aplikasi yang mendukung. Blended
Learning dengan segala kelebihan dan kekurangannya bisa digunakan sebagai
alternatif metode pembelajaran ketika materi yang diajarkan terlalu banyak
sementara waktu yang tersedia terbatas. Selamat mencoba!
Sumber:
http://help.blackberry.com/in/bbm
(diakses 27 Agustus 2016)
http://id.wikibooks.org/wiki/Pembelejaran_Berbasis_Blended_Learning
(diakses 27 Agustus 2016)
http://m.wowkeren.com/berita/tampil/00114538.html
(diakses 27 Agustus 2016)
http://muhammadnoer.com/2010/07/blended-learning-mengubah-cara-kita-belajar-di-masa-depan/
(diakses 27 Agustus 2016)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar disini, tapi yang sopan ya :)