Sabtu, 23 Mei 2020

IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING (ONLINE AND OFFLINE LEARNING) DENGAN BANTUAN MEDIA BUEKO (BUKU ELEKTRONIK KOLOID) DAN APLIKASI QUIZIZ UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR MATERI KOLOID DAN RESPON SISWA


IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING (ONLINE AND OFFLINE LEARNING) DENGAN BANTUAN MEDIA BUEKO (BUKU ELEKTRONIK KOLOID) DAN APLIKASI QUIZIZ UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR MATERI KOLOID DAN RESPON SISWA

Oleh: Nikmatur Rohmaya, S.Pd

Abstrak
Revolusi Industri 4.0 membawa perubahan besar di segala bidang termasuk pendidikan. Salah satu ciri revolusi industri 4.0 adalah semakin maraknya penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pembelajaran kini telah bergeser dari pembelajaran konvensional tatap muka (face to face) ke pembelajaran online (e-learning). e-learning sangat memungkinkan diterapkan pada pembelajaran, termasuk pembelajaran kimia. Salah satu materi kimia yang belum optimal hasil belajarnya adalah Koloid. Materi ini dianggap materi hafalan, abstrak, dan susah dipahami oleh siswa. Namun e-learning saja tidak cukup optimal sehingga diperlukan suatu pendekatan yang memadukan online dan offline learning yaitu Blended Learning. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar dan respon siswa, khususnya pada materi koloid dengan menggunakan Blended Learning. Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz. Media ini selain untuk meningkatkan antusiasme siswa juga dapat melatih siswa secara mandiri menemukan konsep-konsep yang dipelajari. Kualitas hasil belajar meningkat yaitu saat pretest presentase ketuntasan siswa sebesar 22,58% meningkat menjadi 83,87%., sedangkan bila dibandingkan dengan kelas kontrol, presentase kelas eksperimen lebih tinggi yaitu presentase ketuntasan kelas kontrol sebesar 63,64%, sedangkan kelas eksperimen sebesar 83,87%. Selain itu, siswa memberikan respon yang positif, siswa merasa lebih semangat, tertarik dan termotivasi.
Kata kunci: Blended Learning, koloid, hasil belajar, respon siswa.

PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Revolusi Industri 4.0 dewasa ini semakin marak diperbincangkan. Dunia, termasuk Indonesia di dalamnya saat ini tengah mengalami suatu perubahan besar. Hampir semua lini kehidupan mengalami perubahan, termasuk bidang pendidikan. Pola pendidikan mengalami pergesaran dari teacher oriented menjadi student oriented. Pembelajaran kini mulai beralih dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran digital. Guru kini tak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, sebab sumber informasi bisa berasal dari mana saja, sehingga guru dituntut untuk kreatif dan inovatif agar tak kelah saing dengan mesin.
Salah satu ciri revolusi industri 4.0 adalah semakin maraknya penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi dan komunikasi dewasa ini berlangsung sangat pesat. Salah satu pengaruh perkembangan TIK dalam dunia pendidikan yaitu mulai bergesernya pembelajaran tatap muka (face to face) ke pembelajaran online (e-learning). TIK sangat mungkin untuk diintegrasikan ke dalam pembalajaran, termasuk dalam pembelajaran kimia.
Mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, serta energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran (Rahardjo, 2014: iv). Untuk memahami kimia siswa harus mempunyai kemampuan berpikir abstrak/tahap operasional formal. Siswa SMA yang berusia antara 15-18 tahun dapat dikatakan sudah berada pada tahap operasional formal. Siswa dianggap telah mampu mengembangkan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dengan menggunakan cara berfikir abstrak (Piaget dalam Suparno, 1997:34), sehingga proses berpikir siswa tidak hanya terbatas dan tidak perlu bantuan benda atau hal-hal yang konkret (Arifin, 1995:91). Namun kenyataan di lapangan menunjukkan tidak semua siswa SMA memiliki kemampuan berfikir abstrak. sehingga bantuan media atau benda nyata menjadi penting dihadirkan saat pembelajaran.
Berdasarkan analisis pendahuluan terhadap hasil belajar siswa pada materi sebelumnya, didapatkan data bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Artinya masih banyak siswa yang nilainya di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Selain itu, motivasi belajar siswa juga tergolong rendah. Motivasi belajar kimia siswa yang rendah salah satunya dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang memilih kimia sebagai mata pelajaran Ujian Nasional. Berdasarkan data pilihan mata pelajaran UN pilihan, dari 46 siswa kelas XII IPA tahun pelajaran 2018/2019, hanya 2 siswa yang memilih kimia. Hal tersebut dikarenakan kimia menjadi pelajaran yang kurang diminati oleh siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu pendekatan yang mengintegrasikan TIK (e-laerning) dalam pembelajaran kimia. Dengan mengintegrasikan e-learning dalam pembelajaran siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Namun, e-learning saja tidak cukup untuk diterapkan di lingkungan sekolah. Hal ini dikarenakan tidak ada interaksi dan umpan balik antara guru dan siswa, sehingga diperlukan suatu metode yang dapat memadukan antara pembelajaran tatap muka yang konvensional dan pembelajaran online. Dengan model pembelajaran dan media tatap muka yang sesuai dengan e-learning, pembelajaran kimia akan berlangsung efektif, efisien dan menarik. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian Implementasi Blended Learning (Online and Offline Learning) dengan Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Materi Koloid dan Respon Siswa.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.        Bagaimana peningkatan kualitas hasil belajar Koloid siswa setelah diterapkan Blended Learning (Online and Offline Learning) dengan Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz?
2.        Bagaimana respon siswa terhadap Blended Learning (Online and Offline Learning) dengan Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz?
C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.        Mendeskripsikan peningkatan kualitas hasil belajar siswa setelah diterapkan Blended Learning (Online and Offline Learning) dengan Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz?
2.        Mendeskripsikan respon siswa terhadap Blended Learning (Online and Offline Learning) Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz?
D.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah:
1.        Bagi guru, penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi guru kimia tentang Blended Learning (Online and Offline Learning) dengan Bantuan Media BUEKO (Buku Elektronik Koloid) dan Aplikasi Quiziz
2.        Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa memahami konsep kimia khususnya materi koloid dengan pembelajaran yang menyenangkan.

KAJIAN TEORI
Blended Learning berasal dari dua kata yaitu blended  dan learning. Dalam kamus lengkap Inggris Indonesia, kata blended berasal dari kata blend yang berarti campuran, perpaduan, sedangkan learning berasal dari kata learn yang berarti belajar, pembelajaran. Blended Learning merupakan suatu metode pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran di kelas dengan pembelajaran online (e-learning). Dengan kata lain, Blended Learning merupakan kombinasi antara pertemuan tatap muka (guru dan siswa saling berinteraksi secara langsung) dan pembelajaran mandiri berbasis online yang bisa diakses baik melalui komputer maupun handphone. Dengan menggunakan Blended Learning, pembelajaran akan lebih efektif dan efisien karena kedua metode pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing. Metode pembelajaran tatap muka yang konvensional memungkinkan pembelajaran berlangsung secara interaktif dengan menggunakan berbagai pendekatan dan strategi, sedangkan metode online dapat mengakses materi pembelajaran tanpa batasan ruang dan waktu.
Seperti halnya metode pembelajaran lainnya, Blended Learning juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Blended Learning lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional maupun online
Kelebihan Blended Learning antara lain.
       1.           Memadukan pembelajaran konvensional dan online, sehingga Blended Learning bisa melengkapi kekurangan kedua metode tersebut.
       2.           Penyampaian materi dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja dengan memanfaatkan jaringan internet, tetapi tetap dilengkapi dengan umpan balik saat pertemuan di kelas.
       3.           Guru dapat meminta siswa untuk mengkaji materi pembelajaran sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung.
       4.           Bisa digunakan untuk menyiasati kekurangan waktu mengajar dan  menambah waktu pembelajaran via online.
       5.           Memudahkan siswa untuk mengakses materi pembelajaran.
       6.           Bisa digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan melimpah.
       7.           Kegiatan diskusi bisa berlangsung offline dan online.
       8.           Memungkinkan komunikasi dan diskusi dengan siswa yang tidak mau bertanya di kelas.
Kekurangan Blended Learning yaitu:
       1.           Tidak semua guru memiliki keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran online.
       2.           Tidak semua siswa memiliki sarana dan prasana yang mendukung, seperti komputer, handphone, dan akses internet.
METODE DAN PELAKSANAAN
Penelitian ini adalah penelitian Best Practice dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar dan respons siswa, khususnya pada materi koloid dengan Blended Learning dengan bantuan buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz. Media yang digunakan dalam penelitian adalah media buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz. Adapun penelitian ini bertempat di MAN Buleleng. Kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas XI IPA 2 yang berjumlah 31 siswa. Penelitian dilakukan selama bulan Mei 2019. Penelitian ini tidak hanya melibatkan siswa namun juga melibatkan ahli yaitu dosen dan guru kimia dari SMAN 1 Gerokgak.
PEMBAHASAN
Unsur- unsur yang dihasilkan sebagai berikut:
1.        Sistem sosial dari pembelajaran adalah diterapkannya pola pembelajaraan kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator, sedangkan siswa bertindak sebagai pembelajar aktif, siswa diberikan kesempatan seluas-luanya untuk bertanya dan berpendapat. Jadi pembelajaran menggunakan pola student centered. Sistem sosial disini lebih menekankan interaksi antara guru dengan siswa maupun interaksi antar siswa dengan siswa. Interaksi antara guru tidak hanya dengan tatap muka (offline), tetapi juga melalui diskusi pada grup whatssapp (online).
2.        Prinsip reaksi, guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan siswa. Jika siswa belum bisa menemukan konsep atau kesulitan, maka guru membantu siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
3.        Sistem pendukung yang digunakan adalah RPP, media buku elektronik koloid, aplikasi quiziz, buku siswa dan sumber lainnya, lembar kerja siswa, tes penilaian. RPP disusun berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5164 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Madrasah. Format RPP yang dibuat lebih padat dan ringkas.
4.        Dampak instruksional dari hasil penelitian adalah kecakapan siswa membangun konsep sehingga tercapai kualitas belajar yang diinginkan. Selain itu kemampuan observasi, bertanya, diskusi, dan presentasi siswa meningkat.
5.        Dampak pengiring yang diperoleh adalah meningkatnya sikap tanggung jawab, kemampuan kerja sama dan siswa lebih aktif, tertarik, serta termotivasi.
Tabel hasil pretest dan postets kelas XI IPA 2
No.
Aspek
Pretest
Postest
1.
Jumlah siswa yang tuntas
7
26
2.
Presentase ketuntasan
22,58%
83,87%
3.
Nilai rata-rata siswa
66
76
4.
Nilai Terbesar
80
88
5.
Nilai Terkecil
48
56

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan presentase ketuntasan yang signifikan nilai prestest dan postest. Hal tersebut menandakan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan Blended Learning dengan bantuan media buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz.
Tabel Perbandingan kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
No.
Aspek
Kelas Kontrol
XI IPA 1
Kelas Eksperimen
XI IPA 2
1.
Jumlah siswa yang tuntas
19
26
2.
Presentase ketuntasan
63,64%
83,87%
3.
Nilai rata-rata siswa
68
76
4.
Nilai Terbesar
84
88
5.
Nilai Terkecil
48
56
Dari tabel dapat kelas eksperimen yang menggunakan Blended Learning dengan bantuan media buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz lebih unggul hasil belajarnya dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional tanpa e-learning
Hasil angket respon siswa adalah sebagai berikut, 93,55% siswa menyatakan senang dengan pembelajaran Blended Learning dengan Bantuan Media buku elektornik dan aplikasi quiziz, 90,32% siswa merasa termotivasi, dan 87,1% siswa merasa mampu menjawab lebih banyak pertanyaan yang berkaitan dengan koloid. Sedangkan hasil angket respon siswa terhadap media buku elektronik menunjukkan 93,55% siswa menyatakan buku elektronik koloid mudah digunakan, 87,10% siswa merasa belajar lebih baik, dan 87,10% siswa merasa materi disajikan dengan lebih baik. Sehingga siswa memberikan respon positif yaitu siswa lebih senang, semangat dan termotivasi saat pelajaran berlangsung.
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.         Kualitas hasil belajar dengan menggunakan Blended Learning dengan bantuan media buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz meningkat yaitu saat pretest presentase ketuntasan siswa sebesar 22,58% meningkat menjadi 83,87% setelah proses pembelajaran. Sedangkan bila dibandingkan dengan kelas kontrol, presentase kelas eksperimen lebih tinggi yaitu presentase ketuntasan kelas kontrol sebesar 63,64% sedangkan kelas eksperimen sebesar 83,87%.
2.         Dari angket yang diisi oleh siswa dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan respon yang positif, siswa merasa lebih semangat, tertarik dan termotivasi saat belajar materi kimia unsur menggunakan dengan Blended Learning bantuan media buku elektronik koloid dan aplikasi quiziz.
B.       Rekomendasi
1.    Blended Learning dengan Bantuan Media buku elektronik koloid dapat dijadikan alternatif dalam proses belajar mengajar sehingga hendaknya dapat diterapkan di sekolah.
2.    Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk diterapkan di pelajaran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya: Airlangga University Press.
Depdikbud. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Depdiknas.2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Depdiknas.2004. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Dirjen Dikdasmen. Jakarta.
Nurhayati. 2018. Penerapan Pembelajaran Abad 21 Memanfaatkan Rumah Belajar. Modul tidak diterbitkan. Jakarta: Kemdikbud.
Priyambodo, Erfan dkk. 2016. Buku Siswa Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara.
Rahardjo, Sentot Budi. 2014. Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Utama Mandiri.

*Tulisan ini masuk dalam 150 tulisan terbaik ajang Simposium Nasional Guru Madrasah Tahun 2019 di Surabaya
*Tulisan ini dimuat dalam Majalah Madani MAN Buleleng Volume 10 Tahun 2020

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar disini, tapi yang sopan ya :)