Selasa, 14 Agustus 2018

Ayah, Antar Aku Sekolah

Ayah, Antar Aku Sekolah

(Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian)

sumber gambar: https://www.flickr.com/photos/jantomarzuki/6089501189

Di era kekinian ini baik ayah maupun ibu memiliki andil yang sama dalam mengasuh dan mendidik anak. Idealnya ayah dan ibu harus bekerja sama dan saling melengkapi dalam menjalankan perannya masing-masing. Namun sebagian orang beranggapan bahwa tugas mengasuh dan mendidik anak adalah sepenuhnya tanggung jawab ibu. Sedangkan tugas ayah ‘hanya’ mencari nafkah saja. Ada asumsi bahwa ayah seperti mesin ATM, anak hanya mendatangi ayah saat meminta uang, sebab ayah tugasnya mencari uang saja. Maka tidak heran bila sering kita temui tugas antar jemput di sekolah terutama tingkat PAUD, TK, dan SD biasanya didominasi oleh ibu-ibu. Padahal bila disiasati dan dikondisikan dengan baik, ayah pun bisa pula mengantar jemput anak sekolah.

Mengantar anak sekolah merupakan salah satu bentuk pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan. Mengantar anak memang hal sederhana namun memiliki manfaat luar biasa, diantaranya:
Membangun kedekatan anak dan ayah
Seringkali ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya, bahkan sampai di rumah ayah masih berkutat dengan pekerjaannya hingga tak sempat ‘ngobrol’ dengan anaknya. Dengan mengantar anak sekolah, ayah dapat berkomunikasi dengan anak selama perjalanan. Ayah dapat menanyakan hal-hal tentang sekolah dan kawannya. Ayah dan anak pun biasanya setelah sampai sekolah akan bersalaman. Ayah hendaknya memberikan nasehat kepada anak seperti, ‘baik-baik ya nak, tuntutlah ilmu sebaik mungkin dan sebagainya. Dengan begitu ayah dapat menjadi lebih dekat dengan anak.
Menanamkan kedisiplinan dan keteladanan pada anak
Dengan mengantar anak sekolah, ayah ikut menanamkan disiplin waktu kepada anak. Anak jadi bisa mengatur waktu kapan harus tidur malam supaya tidak telat bangun, anak jadi terbiasa bangun pagi, serta beribadah sesuai waktu. Ayah pun hendaknya melakukan hal yang sama. Sehingga anak bangun pagi bukan karena diperintah oleh ayah, namun karena kebiasaan yang mencontoh keteladanan ayah. Jadi ayah sekaligus menjadi role model/teladan bagi anak.  Childreen see, childreen doo.
Menanamkan rasa aman dan percaya diri pada anak
Dengan mengantar anak sendiri, anak akan merasa aman dan percaya diri. Ayah pun akan merasa tenang dan tidak khawatir. Apalagi sekarang banyak kejahatan yang mungkin dialami anak, seperti penculikan. Dengan begitu ayah dapat melindungi anak secara langsung.
Mengetahui kondisi sekolah
Ayah telah mempercayakan anaknya untuk dididik di sekolah, jadi sudah sepatutnya ayah pun mengetahui kondisi sekolah. Dengan mengantar tiap hari, ayah dapat mengetahui kondisi sekolah, baik kondisi fisik maupun sosial.
Membangun silaturrahmi dengan guru/wali kelas
Guru adalah orang tua saat anak di sekolah. Dengan ayah mengantar anak ke sekolah, ayah sekaligus dapat berkomunikasi dengan guru. Komunikasi antara guru dengan orang tua adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Komunikasi antara orang tua dan guru akan mengotimalkan perkembangan anak.

Demikian pentingnya mengantar anak ke sekolah, sebab ayah merupakan figur yang sangat penting dalam suatu keluarga. Posisinya sejajar dengan ibu dalam mengasuh dan mendidik anak. Ayah dan ibu sebaiknya saling melengkapi dan bahu membahu dalam menjalankan perannya masing-masing sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Bila ibu cenderung memiliki sifat penyayang, lembut, kalem, dan pendengar yang baik. Maka ayah memiliki sifat yang melengkapi sifat ibu seperti kuat, perkasa, dan melindungi. Itulah sebabnya anak yang dekat dengan ayahnya biasanya memiliki sifat pemberani, stabil dalam emosi, tegar, percaya diri, dan disiplin. Berbagai survey menunjukkan, peran seorang ayah dalam kehidupan anak sangat berarti, terutama untuk membangun kecerdasan emosional, meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi, dan untuk memberi motivasi anak di kemudian hari.

Hasil riset dalam sahabat keluargaKemdikbud menunjukkan bahwa seorang anak tanpa kehadiran peran ayah adalah:
  •           Sebanyak 63% anak akan mengalami masalah psikologis seperti, merasa gelisah, suasana hati yang  mudah sekali berubah, fobia, dan juga depresi
  •           Sebanyak 56% lebih memiliki daya tangkap di bawah rata-rata
  •           Sebanyak 43% anak sangat agresif terhadap orang tua.


Adanya sosok ayah akan membuat anak memiliki panutan dan teladan, apalagi dalam menghadapi berbagai macam ancaman di era kekinian seperti sekarang ini. Di era kekinian ini, teknologi berkembang dengan pesatnya dan memasuki hampir di semua aspek kehidupan. Teknologi bagai dua sisi mata uang, di satu sisi menguntungkan dan disisi lain membawa ancaman yang sangat nyata. Beberapa keuntungan teknologi antara lain, anak bisa lebih mudah mendapatkan informasi seperti mencari materi pelajaran. Orang tua pun bisa mendapatkan manfaat seperti mempermudah komunikasi dengan guru/wali kelas. Adapun dampak negatif teknologi antara lain kecanduan gadget, salah pergaulan, cyber bullying, hingga ancaman pornografi yang bisa merusak masa depan anak. Hal tersebut dikarenakan mudahnya anak mengakses informasi tanpa dibekali dengan pengetahuan yang memadai serta karakter yang kuat. Disini ayah memainkan peranan yang besar. Dengan pendampingan, pengawasan dan keteladanan dari ayah, maka ancaman dari dampak negatif teknologi bisa dihindarkan.

Yang perlu digaris bawahi adalah bukan sekedar kehadiran namun juga perhatian dan kasih sayang dari ayah. Jangan sampai ayah antara ada dan tiada, maksudnya ayah ada secara fisik namun tidak hadir secara emosional dan spiritual.  Bentuk-bentuk keterlibatan ayah yang bisa dilakukan untuk anaknya telah dijelaskan secara gamblang dalam artikel Kemdibud yang berjudul “Pentingnya peran Ayah untuk Pendidikan Anak”, berikut ringkasannya:
  1. Pendidikan di rumah bersifat informal dan fleksibel, sehingga tidak membutuhkan jadwal ketat. Ayah bisa memulai kapan saja dan dalam kegiatan apa saja. Bisa sambil bermain, berbicara, atau bahkan saat melakukan pekerjaan rumah. Tentu saja kegiatan itu tidak hanya mendekatkan hubungan ayah dan anak tapi juga meringankan tugas ibu. 
  2. Pendidikan dapat dilakukan sepanjang waktu apalagi ada kesempatan dari bangun pagi hingga menjelang tidur malam, bahkan saat anak terjaga dari tidurnya.
  3. Pagi hari, ayah dapat mengajak anak sarapan dan mengantar sekolah
  4. Sore hari ayah dapat mengajak anak bermain atau aktivitas lain yang diinginkan anak. Jika ayah masih bekerja, maka sempatkanlah untuk berbicara dengan anak lewat sambungan telp tentang aktivitas anak.
  5. Malam hari ayah dapat mengajak anak bercengkrama dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

Menurut Kyle D. Pruet dalam laman sahabat keluarga kemendikbud yang berjudul "Ayah Terlibat, Anak lebih Berprestasi", beberapa Manfaat keikutsertaan ayah dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
  1.    Hasil pendidikan anak menjadi lebih baik
  2.  Anak akan lebih siap secara mental untuk menghadapi suasana sekolah
  3.   Anak dapat memasuki usia sekolah dengan lebih tenang
  4.   Anak laki-laki cenderung tidak nakal di sekolah dan anak perempuan cenderung memiliki percaya diri yang kuat.
Beberapa pelibatan ayah dalam penyelenggraan pendidikan secara konkret adalah dengan mengantar jemput anak sekolah yang telah dijelaskan diatas, mengambil rapot anak, turut serta berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, menghadiri pertemuan dengan guru/wali, menghadiri pertemuan komite sekolah, menjadi nara sumber dalam kelas orang tua serta yang tak kalah penting adalah menjalin komunikasi dengan guru/wali kelas. Komunikasi antara ayah dengan wali hendaknya dilakukan secara berkelanjutan dan secara timbal balik, dengan begitu ayah dan guru tetap bisa memantau perkembangan anak. Dan jangan lupa saat di rumah ayah hendaknya meluangkan waktunya untuk berinteraksi dengan anak, misalnya dengan mengerjakan aktivitas seperti mencuci sepeda bersama, kemudian disela-selanya ayah dapat menanyakan tentang apa yang anak pelajari di sekolah, siapa teman akrabnya dan lain sebagainya. Bila hal tersebut sering dilakukan maka akan terbentuk ikatan yang kuat antara anak dan ayah dan hal tersebut sangat penting untuk menjadi benteng anak untuk menghadapi tantangan zaman.

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa keterlibatan ayah mempunyai dampak yang positif, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Gottman dan Claire dalam artikel sahabat keluarga kemdikbud yang berjudul “Peran Ayah Kuat, Emosi Anak Lebih Stabil”, keterlibatan ayah dalam kehidupan perkembangan anak laki-laki menghasilkan kesuksesan dalam persahabatan dan prestasi akademis anak, sedangkan bagi anak perempuan, membuat anak cenderung tidak longgar dalam aktivitas seksual dan lebih bisa membangun hubungan yang sehat ketika dewasa. Jadi, apakah ayah masih ragu untuk terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan anak di era kekinian? Yuukk mulai dari hal sederhana namun bermakna yakni, mengantar anak sekolah. Selamat mengantar anak sekolah, ayah.


#sahabatkeluarga

Sumber Bacaan:





0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar disini, tapi yang sopan ya :)