Senin, 18 Maret 2013

Kutipan dari Bang Darwis Tere Liye Part 1

Assalamu'alaikum Wr. Wb
selamat sore pemirsa...
pada kesempatan kali ini, aq mo share quoute-quote dari Bang Darwis Tere Liye yang menurut aq sangat bermanfaat pemirsa.. kalau pengen tau siapa itu Bang Tere, silahkan dibaca karya-karyanya seperti Bidadari-bidadari Surga, Ayahku (Bukan) Pembohong, Daun yang Jatuh Tak Pernah membenci Angin, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, dan masih banyak karya lainnya..^^

selamat membaca,, semoga bermanfaat...^^


nie quotenya Bang Tere aq ambil dari Fan Page na Bang Tere,, kalau mau like silahkan klik disini
(I)
Sebagian berubah karena terpaksa.

(II)
Sebagian lagi berubah setelah membayar mahal dgn bnyk kesedihan.

(III)
Sebagian lagi berubah setelah penuh penyesalan dan airmata.

(IV)
Maka orang2 yg beruntung adalah yg berubah cukup dgn belajar dari pengalaman orang lain. Dari bacaan, nasehat, mengamati. Sebelum terlanjur.



Sebenarnya siapa yang membuat kita kecewa?

Kita sendiri. Bukan orang lain.

Kita tidak akan pernah kecewa jika kita selalu mengendalikan harapan. Mau secanggih apapun orang lain memupuk pesonanya, menimbun perhatiannya, kalau kita sempurna mengendalikan hati, no problem at all. Mau se-PHP apapun orang2 ke kita, kalau kendali harapan itu di kita sendiri, tidak akan mempan.




(I)
Jika ada orang bodoh bicara, jangan ditanggapi. Jika harus ditanggapi maka tanggapan terbaik untuknya adalah diam.

(II)
Kalian tahu, macan tetap ditakuti meski sedang diam. Namun anjing akan dilempar jika terlalu banyak menggonggong.

(III)
Jangan kalian sampaikan pendapat kepada orang yang tak menginginkannya; Kalian tidak akan mendapat manfaat, tidak pula pendapatmu akan berguna.

*nasehat yang lembut sekali dari seorang guru mahsyur, Imam Syafi'i



 

Kalau sy menulis postingan: “Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.”

Lantas ada yang komen: "Kalau begitu, bang tere, baiknya bilang saja kan? Walaupun menyakitkan."

Maka, kita telah kehilangan poin terpenting yg disebut 'hikmah belajar'. Karena poinnya adalah: maka tentu saja lebih baik sama sekali jangan memendam perasaan, galau, nggak jelas. Lebih baik menyibukkan diri, terus belajar, terus memperbaiki diri, hingga suatu saat tiba masanya, semoga kisah perasaan kita berakhir baik. Daripada capek memilih simpul, nungguin komen, reply, mending melakukan sesuatu yg lebih bermanfaat, memperelok hati, perangai, mimpi2, cita2, dsbgnya. Terus belajar. Iya kalau yg di sana juga sama, boleh jd yg ditungguin malah sibuk sama hal lain.
  


 

 

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar disini, tapi yang sopan ya :)