Ayah,
Antar Aku Sekolah
(Pelibatan
Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian)
sumber gambar: https://www.flickr.com/photos/jantomarzuki/6089501189 |
Di era kekinian ini baik ayah maupun ibu
memiliki andil yang sama dalam mengasuh dan mendidik anak. Idealnya ayah dan
ibu harus bekerja sama dan saling melengkapi dalam menjalankan perannya
masing-masing. Namun sebagian orang beranggapan bahwa tugas mengasuh dan
mendidik anak adalah sepenuhnya tanggung jawab ibu. Sedangkan tugas ayah ‘hanya’
mencari nafkah saja. Ada asumsi bahwa ayah seperti mesin ATM, anak hanya mendatangi
ayah saat meminta uang, sebab ayah tugasnya mencari uang saja. Maka tidak heran
bila sering kita temui tugas antar jemput di sekolah terutama tingkat PAUD, TK,
dan SD biasanya didominasi oleh ibu-ibu. Padahal bila disiasati dan
dikondisikan dengan baik, ayah pun
bisa pula mengantar jemput anak sekolah.
Mengantar anak sekolah merupakan
salah satu bentuk pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan. Mengantar
anak memang hal sederhana namun memiliki manfaat luar biasa, diantaranya:
Membangun
kedekatan anak dan ayah
Seringkali ayah terlalu sibuk dengan
pekerjaannya, bahkan sampai di rumah ayah masih berkutat dengan pekerjaannya
hingga tak sempat ‘ngobrol’ dengan anaknya. Dengan mengantar anak sekolah, ayah
dapat berkomunikasi dengan anak selama perjalanan. Ayah dapat menanyakan hal-hal
tentang sekolah dan kawannya. Ayah dan anak pun biasanya setelah sampai sekolah
akan bersalaman. Ayah hendaknya memberikan nasehat kepada anak seperti, ‘baik-baik ya nak, tuntutlah ilmu sebaik
mungkin dan sebagainya. Dengan begitu ayah dapat menjadi lebih dekat dengan anak.
Menanamkan
kedisiplinan dan keteladanan pada anak
Dengan mengantar anak sekolah, ayah ikut
menanamkan disiplin waktu kepada anak. Anak jadi bisa mengatur waktu kapan
harus tidur malam supaya tidak telat bangun, anak jadi terbiasa bangun pagi, serta
beribadah sesuai waktu. Ayah pun hendaknya melakukan hal yang sama. Sehingga anak
bangun pagi bukan karena diperintah oleh ayah, namun karena kebiasaan yang
mencontoh keteladanan ayah. Jadi ayah sekaligus menjadi role model/teladan bagi
anak. Childreen see, childreen doo.
Menanamkan
rasa aman dan percaya diri pada anak
Dengan mengantar anak sendiri, anak akan
merasa aman dan percaya diri. Ayah pun akan merasa tenang dan tidak khawatir. Apalagi
sekarang banyak kejahatan yang mungkin dialami anak, seperti penculikan. Dengan
begitu ayah dapat melindungi anak secara langsung.
Mengetahui
kondisi sekolah
Ayah telah mempercayakan anaknya untuk
dididik di sekolah, jadi sudah sepatutnya ayah pun mengetahui kondisi sekolah. Dengan
mengantar tiap hari, ayah dapat mengetahui kondisi sekolah, baik kondisi fisik
maupun sosial.
Membangun
silaturrahmi dengan guru/wali kelas
Guru adalah orang tua saat anak di
sekolah. Dengan ayah mengantar anak ke sekolah, ayah sekaligus dapat
berkomunikasi dengan guru. Komunikasi antara guru dengan orang tua adalah hal
yang sangat penting untuk dilakukan. Komunikasi antara orang tua dan guru akan
mengotimalkan perkembangan anak.
Demikian pentingnya mengantar anak ke
sekolah, sebab ayah merupakan figur yang sangat penting dalam suatu keluarga. Posisinya
sejajar dengan ibu dalam mengasuh dan mendidik anak. Ayah dan ibu sebaiknya
saling melengkapi dan bahu membahu dalam menjalankan perannya masing-masing
sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Bila ibu
cenderung memiliki sifat penyayang, lembut, kalem, dan pendengar yang baik. Maka
ayah memiliki sifat yang melengkapi sifat ibu seperti kuat, perkasa, dan
melindungi. Itulah sebabnya anak yang dekat dengan ayahnya biasanya memiliki
sifat pemberani, stabil dalam emosi, tegar, percaya diri, dan disiplin. Berbagai
survey menunjukkan, peran seorang ayah dalam kehidupan anak sangat berarti,
terutama untuk membangun kecerdasan emosional, meningkatkan kemampuan untuk
berkomunikasi, dan untuk memberi motivasi anak di kemudian hari.
Hasil riset dalam sahabat keluargaKemdikbud menunjukkan bahwa seorang anak tanpa kehadiran peran ayah adalah:
- Sebanyak 63% anak akan mengalami masalah psikologis seperti, merasa gelisah, suasana hati yang mudah sekali berubah, fobia, dan juga depresi
- Sebanyak 56% lebih memiliki daya tangkap di bawah rata-rata
- Sebanyak 43% anak sangat agresif terhadap orang tua.
Adanya sosok ayah akan membuat anak
memiliki panutan dan teladan, apalagi dalam menghadapi berbagai macam ancaman
di era kekinian seperti sekarang ini. Di era kekinian ini, teknologi berkembang
dengan pesatnya dan memasuki hampir di semua aspek kehidupan. Teknologi bagai
dua sisi mata uang, di satu sisi menguntungkan dan disisi lain membawa ancaman
yang sangat nyata. Beberapa keuntungan teknologi antara lain, anak bisa lebih
mudah mendapatkan informasi seperti mencari materi pelajaran. Orang tua pun
bisa mendapatkan manfaat seperti mempermudah komunikasi dengan guru/wali kelas.
Adapun dampak negatif teknologi antara lain kecanduan gadget, salah pergaulan, cyber
bullying, hingga ancaman pornografi yang bisa merusak masa depan anak. Hal
tersebut dikarenakan mudahnya anak mengakses informasi tanpa dibekali dengan
pengetahuan yang memadai serta karakter yang kuat. Disini ayah memainkan
peranan yang besar. Dengan pendampingan, pengawasan dan keteladanan dari ayah,
maka ancaman dari dampak negatif teknologi bisa dihindarkan.
Yang perlu digaris bawahi adalah bukan
sekedar kehadiran namun juga perhatian dan kasih sayang dari ayah. Jangan sampai
ayah antara ada dan tiada, maksudnya ayah ada secara fisik namun tidak hadir
secara emosional dan spiritual. Bentuk-bentuk
keterlibatan ayah yang bisa dilakukan untuk anaknya telah dijelaskan secara
gamblang dalam artikel Kemdibud yang berjudul “Pentingnya peran Ayah untuk Pendidikan Anak”, berikut ringkasannya:
- Pendidikan di rumah bersifat informal dan fleksibel, sehingga tidak membutuhkan jadwal ketat. Ayah bisa memulai kapan saja dan dalam kegiatan apa saja. Bisa sambil bermain, berbicara, atau bahkan saat melakukan pekerjaan rumah. Tentu saja kegiatan itu tidak hanya mendekatkan hubungan ayah dan anak tapi juga meringankan tugas ibu.
- Pendidikan dapat dilakukan sepanjang waktu apalagi ada kesempatan dari bangun pagi hingga menjelang tidur malam, bahkan saat anak terjaga dari tidurnya.
- Pagi hari, ayah dapat mengajak anak sarapan dan mengantar sekolah
- Sore hari ayah dapat mengajak anak bermain atau aktivitas lain yang diinginkan anak. Jika ayah masih bekerja, maka sempatkanlah untuk berbicara dengan anak lewat sambungan telp tentang aktivitas anak.
- Malam hari ayah dapat mengajak anak bercengkrama dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
Menurut Kyle D. Pruet dalam laman sahabat
keluarga kemendikbud yang berjudul "Ayah Terlibat, Anak lebih Berprestasi", beberapa Manfaat keikutsertaan ayah dalam mendidik anak
adalah sebagai berikut:
- Hasil pendidikan anak menjadi lebih baik
- Anak akan lebih siap secara mental untuk menghadapi suasana sekolah
- Anak dapat memasuki usia sekolah dengan lebih tenang
- Anak laki-laki cenderung tidak nakal di sekolah dan anak perempuan cenderung memiliki percaya diri yang kuat.
Beberapa pelibatan ayah dalam
penyelenggraan pendidikan secara konkret adalah dengan mengantar jemput anak
sekolah yang telah dijelaskan diatas, mengambil rapot anak, turut serta
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, menghadiri pertemuan dengan guru/wali, menghadiri
pertemuan komite sekolah, menjadi nara sumber dalam kelas orang tua serta yang
tak kalah penting adalah menjalin komunikasi dengan guru/wali kelas. Komunikasi
antara ayah dengan wali hendaknya dilakukan secara berkelanjutan dan secara
timbal balik, dengan begitu ayah dan guru tetap bisa memantau perkembangan
anak. Dan jangan lupa saat di rumah ayah hendaknya meluangkan waktunya untuk
berinteraksi dengan anak, misalnya dengan mengerjakan aktivitas seperti mencuci
sepeda bersama, kemudian disela-selanya ayah dapat menanyakan tentang apa yang
anak pelajari di sekolah, siapa teman akrabnya dan lain sebagainya. Bila hal
tersebut sering dilakukan maka akan terbentuk ikatan yang kuat antara anak dan
ayah dan hal tersebut sangat penting untuk menjadi benteng anak untuk
menghadapi tantangan zaman.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa
keterlibatan ayah mempunyai dampak yang positif, diantaranya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Gottman dan Claire dalam artikel sahabat keluarga kemdikbud
yang berjudul “Peran Ayah Kuat, Emosi Anak Lebih Stabil”, keterlibatan ayah dalam
kehidupan perkembangan anak laki-laki menghasilkan kesuksesan dalam
persahabatan dan prestasi akademis anak, sedangkan bagi anak perempuan, membuat
anak cenderung tidak longgar dalam aktivitas seksual dan lebih bisa membangun
hubungan yang sehat ketika dewasa. Jadi, apakah ayah masih ragu untuk terlibat
dalam pengasuhan dan pendidikan anak di era kekinian? Yuukk mulai dari hal sederhana namun
bermakna yakni, mengantar anak sekolah. Selamat mengantar anak sekolah, ayah.
#sahabatkeluarga
Sumber Bacaan:
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar disini, tapi yang sopan ya :)