Kamis, 30 Agustus 2018

Hari-hari bersama Natsbee, Bikin Asik Tanpa Toxic



Sudahkah kamu bersihkan hari aktifmu?
Sebuah pertanyaan yang sering terlupakan. Terkadang kita terlalu asyik dengan dunia kita, hingga kita tidak sempat memperhatikan kesehatan. Padahal entah disadari atau tidak setiap hari tubuh kita terpapar oleh zat-zat yang tidak baik atau yang biasa disebut dengan racun/toxic. Toxic bisa berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh/lingkungan. Contohnya stres, gaya hidup tidak sehat dan polusi. Stres dan gaya hidup merupakan faktor pembawa toxic yang berasal dari dalam tubuh atau diri kita sendiri. Jadi yang bisa mengontrol adalah individu masing-masing. Setiap individu pasti punya cara tersendiri untuk mengatasinya. Sedangkan  polusi merupakan faktor pembawa toxic yang berasal dari luar tubuh/lingkungan dan diluar kontrol/kendali kita.

Stress bisa terjadi karena ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan. Contohnya nih, pergi ke kantor dengan harapan semua kerjaan bisa beres hari itu juga, eh ternyata ada aja rintangan sehingga kerjaan numpuk sementara dealine udah menunggu. Belum lagi sampek rumah harapannya bisa istirahat, ternyata saat pulang rumah berantakan kayak kapal pecah ditambah anak tantrum. Tentunya jadi stress dong. Belum lagi beberapa waktu yang lalu, saya yang tinggal di Bali ikut merasakan gempa lombok yang sering sekali terjadi. Jadi trauma dan takut berada di dalam ruangan. Sampek saya agak stress dan tidak bisa membedakan apakah yang saya rasakan gempa sungguhan atau ilusi.

Di era kekinian ini, gaya hidup menjadi tak terkontrol dan mengarah ke gaya hidup tak sehat. Contohnya ini, sering makan makanan instan, sering bergadang, malah pada beberapa orang ada yang merokok dan minum minuman keras. Tentunya itu tak baik untuk kesehatan kita.

Asap kendaraan bermotor menjadi sesuatu yang hampir tidak bisa dihindari lagi. Asap kendaraan bermotor tentunya menghasilkan polusi yang merupakan racun bagi tubuh. Selain asap kendaraan, asap rokok turut menjadi polusi yang susah sekali untuk dihindari. Ditambah lagi beberapa waktu yang lalu Gunung Agung di Bali mengalami erupsi yang debunya sampai ke rumah saya.

Stress, gaya hidup tidak  sehat, dan polusi lingkungan dapat membawa zat-zat yang tidak baik masuk ke dalam tubuh. Karena zat-zat tidak baik ini dapat bersifat toxic yang berbahaya bagi tubuh. Ada banyak cara untuk menghindari toxic tersebut masuk ke dalam tubuh, diantarnya menghidari stress, memulai gaya hidup sehat dengan memakan makanan yang bergizi, memperbanyak makan sayur dan buah, mengurangi begadang. Kalau untuk mengatasi polusi lingkungan biasanya saya memakai masker dan perbanyak udara menghirup udara segar. Tapi mau tau jurus paling ampuh dan asik tanpa toxic?
 
Yeay, rahasianya adalah mengkonsumsi madu dan lemon. Madu dan lemon sejak dulu dipercaya sebagai jurus ampuh untuk menjaga kesehatan manusia. Berikut manfaat madu dan lemon yang harus kalian ketahui diantaranya:
Manfaat madu
Membersihkan racun dalam tubuh
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Menurunkan berat badan
Meredakan radang tenggorokan
Mengatur kadar gula dalam darah
Mencegah resiko penyakit jantung

Manfaat lemon
Membantu menurunkan berat badan
Sebagai anti bodi
Membantu pencernaan
Manambah asupan vitamin C
Membantu fungsi hati

Lalu bagaimana bila madu dan lemon berkolaborasi menjadi satu?tentunya akan menjadi perpaduan yang ciamik dan endes dengan manfaat yang jos. Namun sayangnya membuat membuat minuman madu dan lemon sulit dilakukan, sebab membutanya minuman lemon madu cukup ribet alias kurang praktis, belum lagi rasanya kurang pas di mulut. Apalagi kini madu banyak yang tidak asli. Trus susah sekali mendapatkan lemon di tempat saya. Kalaupun dapat harganya sangat mahal. Hingga akhirnya suatu hari saya pergi ke minimarket dan menemukan NATSBEE HoneyLemon. Dengan adanya Natsbee honey lemon, saya tidak perlu rempong membuat minuman madu lemon. Tinggal glek glek glek tubuh jadi seger deh.

Apa sih Natsbee Honey Lemon?
Natsbee Honey Lemon adalah minuman yang terbuat dari perpaduan madu dan lemon asli. Rasa manis madu bersatu dengan rasa segar dari lemon membuat minuman ini memiliki rasa yang dapat menggoyang lidah apalagi dinikmati saat dingin. Natsbee Honey Lemon memiliki manfaat kebaikan madu dan lemon yang dapat mengembalikan kesegaran tubuh dan menjadikannya bersih kembali, tentunya bisa menghilangkan toxic. Jadi kita nggak usah rempong buat minuman madu dan lemon. Cukup konsumsi Natsbee Honey Lemon.
5 Alasan Kenapa Harus Minum Natsbee Honey Lemon
1.        Perpaduan madu dan lemon memberi banyak kebaikan
Natsbee Honey Lemon terbuat dari perpaduan madu dan lemon yang memberikan banyak manfaat bagi tubuh, diantaranya dapat membuang toxic yang dapat berbahaya bagi tubuh serta menambah kesegaran tubuh. Selain itu Natsbee Honey Lemon juga mengandung vitamin C yang kaya akan anti oksidan dan dapat mencegah penuaan dini.
2.        Diproduksi oleh PT Pokka Dima International
PT Pokka adalah perusahaan asal Jepang yang terpercaya dan ternama yang kini telah bekerja sama dengan PT Dima International untuk memproduksi minuman yang berkualitas.
3.        Mengantongi halal MUI
Sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI sangat penting. Dengan adanya sertifikat halal MUI, maka tidak ada keraguan bila akan mengkonsumsi Natsbee Honey Lemon. Jadi hatipun tenang.

4.        Terdaftar dalam BPOM
Natsbee Honey Lemon  telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan. Sehingga bisa dipastikan bahwa bahan-bahan yang terdapat dalam Natsbee Honey Lemon  aman, alami, dan menyehatkan.

5.        Rasanya mantap
Kalau kita buat sendiri minuman madu lemon belum tentu rasanya semantap rasa Natsbee Honey Lemon. Perpaduan antara madu yang manis dengan lemon yang segar terasa pas dimulut. Rasanya benar-benar alami dan terasa lho madu dan lemonnya. Apalagi dinikmati saat dingin. Warnanya pun alami dan tidak ngejreng.

Dengan 5 alasan tersebut saya semakin mantap untuk mengkonsumsi Natsbee Honey Lemon. Sehingga Natsbee Honey Lemon selalu menemai hari-hari saya.



Profesi saya sebagai guru mengharuskan saya menemui beratus-ratus murid dengan berbagai macam sifat dan karakter. Sehingga sebelum masuk ke kelas saya sempatkan meminum Natsbee Honey Lemon supaya fresh saat mengajar. Saat kita sedang dalam kondisi fresh maka akan yang kita sampaikan akan mudah diserap oleh murid. Selain itu perpaduan madu dan lemon membuat saya lebih berkonsentrasi.

saat sedang banyak kerjaan pun saya selalu menyempatkan meminum Natsbee Honey Lemon.




Saat idul Adha kemarin, hampir setiap saat saya memakan daging sapi sehingga harus diimbangi dengan Natsbee Honey Lemon.


Saat makan diluar bersama keluarga pun Natsbee Honey Lemon tak ketinggalan menemani.


Saat diperjalanan pun Natsbee Honey Lemon tak ketinggalan, apalagi di perjalanan rentan dengan stress dan kemacetan.



Saat nyamil ya saatnya meminum Natsbee Honey Lemon


Di malam hari juga saat yang pas untuk meminum Natsbee Honey Lemon, sebab toxic yang terakumulasi sejak pagi bisa diatasi dengan Natsbee Honey Lemon. Jadinya tubuh kembali segar. Selain itu madu mengandung dekstrometorfan yang dapat meningkatkan kualitas tidur yang berefek tidur menjadi lelap. Sehingga saat bangun di pagi hari tubuh jadi segar dan siap aktif kembali.


Tak hanya untuk konsumsi pribadi, suamiku yang baru sembuh dari sakit saya anjurkan juga untuk meminum Natsbee Honey Lemon supaya daya tahan tubuhnya kuat dan nggak gampang sakit.


Jadi masih ragu meminum Natsbee Honey Lemon? Yuk Bersihkan Hari Aktifmu dengan Natsbee Honey Lemon, Minuman MaduLemon yang asik tanpa toxic.

#AsikTanpaToxic
This entry was posted in

Selasa, 14 Agustus 2018

Ayah, Antar Aku Sekolah

Ayah, Antar Aku Sekolah

(Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian)

sumber gambar: https://www.flickr.com/photos/jantomarzuki/6089501189

Di era kekinian ini baik ayah maupun ibu memiliki andil yang sama dalam mengasuh dan mendidik anak. Idealnya ayah dan ibu harus bekerja sama dan saling melengkapi dalam menjalankan perannya masing-masing. Namun sebagian orang beranggapan bahwa tugas mengasuh dan mendidik anak adalah sepenuhnya tanggung jawab ibu. Sedangkan tugas ayah ‘hanya’ mencari nafkah saja. Ada asumsi bahwa ayah seperti mesin ATM, anak hanya mendatangi ayah saat meminta uang, sebab ayah tugasnya mencari uang saja. Maka tidak heran bila sering kita temui tugas antar jemput di sekolah terutama tingkat PAUD, TK, dan SD biasanya didominasi oleh ibu-ibu. Padahal bila disiasati dan dikondisikan dengan baik, ayah pun bisa pula mengantar jemput anak sekolah.

Mengantar anak sekolah merupakan salah satu bentuk pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan. Mengantar anak memang hal sederhana namun memiliki manfaat luar biasa, diantaranya:
Membangun kedekatan anak dan ayah
Seringkali ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya, bahkan sampai di rumah ayah masih berkutat dengan pekerjaannya hingga tak sempat ‘ngobrol’ dengan anaknya. Dengan mengantar anak sekolah, ayah dapat berkomunikasi dengan anak selama perjalanan. Ayah dapat menanyakan hal-hal tentang sekolah dan kawannya. Ayah dan anak pun biasanya setelah sampai sekolah akan bersalaman. Ayah hendaknya memberikan nasehat kepada anak seperti, ‘baik-baik ya nak, tuntutlah ilmu sebaik mungkin dan sebagainya. Dengan begitu ayah dapat menjadi lebih dekat dengan anak.
Menanamkan kedisiplinan dan keteladanan pada anak
Dengan mengantar anak sekolah, ayah ikut menanamkan disiplin waktu kepada anak. Anak jadi bisa mengatur waktu kapan harus tidur malam supaya tidak telat bangun, anak jadi terbiasa bangun pagi, serta beribadah sesuai waktu. Ayah pun hendaknya melakukan hal yang sama. Sehingga anak bangun pagi bukan karena diperintah oleh ayah, namun karena kebiasaan yang mencontoh keteladanan ayah. Jadi ayah sekaligus menjadi role model/teladan bagi anak.  Childreen see, childreen doo.
Menanamkan rasa aman dan percaya diri pada anak
Dengan mengantar anak sendiri, anak akan merasa aman dan percaya diri. Ayah pun akan merasa tenang dan tidak khawatir. Apalagi sekarang banyak kejahatan yang mungkin dialami anak, seperti penculikan. Dengan begitu ayah dapat melindungi anak secara langsung.
Mengetahui kondisi sekolah
Ayah telah mempercayakan anaknya untuk dididik di sekolah, jadi sudah sepatutnya ayah pun mengetahui kondisi sekolah. Dengan mengantar tiap hari, ayah dapat mengetahui kondisi sekolah, baik kondisi fisik maupun sosial.
Membangun silaturrahmi dengan guru/wali kelas
Guru adalah orang tua saat anak di sekolah. Dengan ayah mengantar anak ke sekolah, ayah sekaligus dapat berkomunikasi dengan guru. Komunikasi antara guru dengan orang tua adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Komunikasi antara orang tua dan guru akan mengotimalkan perkembangan anak.

Demikian pentingnya mengantar anak ke sekolah, sebab ayah merupakan figur yang sangat penting dalam suatu keluarga. Posisinya sejajar dengan ibu dalam mengasuh dan mendidik anak. Ayah dan ibu sebaiknya saling melengkapi dan bahu membahu dalam menjalankan perannya masing-masing sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Bila ibu cenderung memiliki sifat penyayang, lembut, kalem, dan pendengar yang baik. Maka ayah memiliki sifat yang melengkapi sifat ibu seperti kuat, perkasa, dan melindungi. Itulah sebabnya anak yang dekat dengan ayahnya biasanya memiliki sifat pemberani, stabil dalam emosi, tegar, percaya diri, dan disiplin. Berbagai survey menunjukkan, peran seorang ayah dalam kehidupan anak sangat berarti, terutama untuk membangun kecerdasan emosional, meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi, dan untuk memberi motivasi anak di kemudian hari.

Hasil riset dalam sahabat keluargaKemdikbud menunjukkan bahwa seorang anak tanpa kehadiran peran ayah adalah:
  •           Sebanyak 63% anak akan mengalami masalah psikologis seperti, merasa gelisah, suasana hati yang  mudah sekali berubah, fobia, dan juga depresi
  •           Sebanyak 56% lebih memiliki daya tangkap di bawah rata-rata
  •           Sebanyak 43% anak sangat agresif terhadap orang tua.


Adanya sosok ayah akan membuat anak memiliki panutan dan teladan, apalagi dalam menghadapi berbagai macam ancaman di era kekinian seperti sekarang ini. Di era kekinian ini, teknologi berkembang dengan pesatnya dan memasuki hampir di semua aspek kehidupan. Teknologi bagai dua sisi mata uang, di satu sisi menguntungkan dan disisi lain membawa ancaman yang sangat nyata. Beberapa keuntungan teknologi antara lain, anak bisa lebih mudah mendapatkan informasi seperti mencari materi pelajaran. Orang tua pun bisa mendapatkan manfaat seperti mempermudah komunikasi dengan guru/wali kelas. Adapun dampak negatif teknologi antara lain kecanduan gadget, salah pergaulan, cyber bullying, hingga ancaman pornografi yang bisa merusak masa depan anak. Hal tersebut dikarenakan mudahnya anak mengakses informasi tanpa dibekali dengan pengetahuan yang memadai serta karakter yang kuat. Disini ayah memainkan peranan yang besar. Dengan pendampingan, pengawasan dan keteladanan dari ayah, maka ancaman dari dampak negatif teknologi bisa dihindarkan.

Yang perlu digaris bawahi adalah bukan sekedar kehadiran namun juga perhatian dan kasih sayang dari ayah. Jangan sampai ayah antara ada dan tiada, maksudnya ayah ada secara fisik namun tidak hadir secara emosional dan spiritual.  Bentuk-bentuk keterlibatan ayah yang bisa dilakukan untuk anaknya telah dijelaskan secara gamblang dalam artikel Kemdibud yang berjudul “Pentingnya peran Ayah untuk Pendidikan Anak”, berikut ringkasannya:
  1. Pendidikan di rumah bersifat informal dan fleksibel, sehingga tidak membutuhkan jadwal ketat. Ayah bisa memulai kapan saja dan dalam kegiatan apa saja. Bisa sambil bermain, berbicara, atau bahkan saat melakukan pekerjaan rumah. Tentu saja kegiatan itu tidak hanya mendekatkan hubungan ayah dan anak tapi juga meringankan tugas ibu. 
  2. Pendidikan dapat dilakukan sepanjang waktu apalagi ada kesempatan dari bangun pagi hingga menjelang tidur malam, bahkan saat anak terjaga dari tidurnya.
  3. Pagi hari, ayah dapat mengajak anak sarapan dan mengantar sekolah
  4. Sore hari ayah dapat mengajak anak bermain atau aktivitas lain yang diinginkan anak. Jika ayah masih bekerja, maka sempatkanlah untuk berbicara dengan anak lewat sambungan telp tentang aktivitas anak.
  5. Malam hari ayah dapat mengajak anak bercengkrama dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

Menurut Kyle D. Pruet dalam laman sahabat keluarga kemendikbud yang berjudul "Ayah Terlibat, Anak lebih Berprestasi", beberapa Manfaat keikutsertaan ayah dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
  1.    Hasil pendidikan anak menjadi lebih baik
  2.  Anak akan lebih siap secara mental untuk menghadapi suasana sekolah
  3.   Anak dapat memasuki usia sekolah dengan lebih tenang
  4.   Anak laki-laki cenderung tidak nakal di sekolah dan anak perempuan cenderung memiliki percaya diri yang kuat.
Beberapa pelibatan ayah dalam penyelenggraan pendidikan secara konkret adalah dengan mengantar jemput anak sekolah yang telah dijelaskan diatas, mengambil rapot anak, turut serta berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, menghadiri pertemuan dengan guru/wali, menghadiri pertemuan komite sekolah, menjadi nara sumber dalam kelas orang tua serta yang tak kalah penting adalah menjalin komunikasi dengan guru/wali kelas. Komunikasi antara ayah dengan wali hendaknya dilakukan secara berkelanjutan dan secara timbal balik, dengan begitu ayah dan guru tetap bisa memantau perkembangan anak. Dan jangan lupa saat di rumah ayah hendaknya meluangkan waktunya untuk berinteraksi dengan anak, misalnya dengan mengerjakan aktivitas seperti mencuci sepeda bersama, kemudian disela-selanya ayah dapat menanyakan tentang apa yang anak pelajari di sekolah, siapa teman akrabnya dan lain sebagainya. Bila hal tersebut sering dilakukan maka akan terbentuk ikatan yang kuat antara anak dan ayah dan hal tersebut sangat penting untuk menjadi benteng anak untuk menghadapi tantangan zaman.

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa keterlibatan ayah mempunyai dampak yang positif, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Gottman dan Claire dalam artikel sahabat keluarga kemdikbud yang berjudul “Peran Ayah Kuat, Emosi Anak Lebih Stabil”, keterlibatan ayah dalam kehidupan perkembangan anak laki-laki menghasilkan kesuksesan dalam persahabatan dan prestasi akademis anak, sedangkan bagi anak perempuan, membuat anak cenderung tidak longgar dalam aktivitas seksual dan lebih bisa membangun hubungan yang sehat ketika dewasa. Jadi, apakah ayah masih ragu untuk terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan anak di era kekinian? Yuukk mulai dari hal sederhana namun bermakna yakni, mengantar anak sekolah. Selamat mengantar anak sekolah, ayah.


#sahabatkeluarga

Sumber Bacaan:





Sabtu, 11 Agustus 2018

Keluarga Terlibat = Sekolah Hebat

Keluarga Terlibat = Sekolah Hebat

(Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian)

Prolog, Sebuah Kisah Nyata Pelibatan Keluarga
Penulis, Nikmatur Rohmaya, adalah guru kimia yang mengajar di MAN Buleleng (dulu bernama MAN Patas) Bali. MAN Buleleng adalah sekolah yang dulu mungkin tak banyak orang mengetahuinya, bahkan mungkin sebuah nama sekolah yang terdengar asing di telinga. Kala itu di kalangan masyarakat Kabupaten Buleleng pun nama MAN Buleleng belum banyak yang mengetahuinya. Hingga akhirnya prestasi demi prestasi berhasil diraih MAN Buleleng tidak hanya di tingkat kabupaten atau provinsi bahkan hingga ke tingkat Nasional. Hal tersebut membuat nama MAN Buleleng semakin naik daun dan menjadi salah satu sekolah yang patut dipertimbangkan. Sekolah yang terletak di Desa Patas Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng Bali ini, telah banyak mengantarkan siswanya bersaing di ajang-ajang perlombaan nasional, baik di bidang akademis maupun non akademis. Bahkan, tahun 2017 silam MAN Buleleng sukses menghantarkan siswanya meraih prestasi di ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di Pontianak. Tak tanggung-tanggung, predikat The Best Experiment di bidang kimia berhasil disabet oleh siswa MAN Buleleng tersebut.
dokumen pribadi
Adalah Sutan Muhammad Fiqri, siswa MAN Buleleng yang telah mengharumkan nama MAN Buleleng di ajang KSM Nasional. Bahkan kini Fiqri telah diterima di salah satu Universitas ternama di Indonesia, yakni Universitas Gadjah Mada jurusan teknik kimia. Tentunya kesuksesan yang diraih Fiqri bukan hanya serta merta karena kecerdasannya. Ada peran sekolah, guru, sarana prasara sekolah serta yang tak kalah penting adalah peran orang tua dan keterlibatannya dalam pendidikan. Ibunda Fiqri, Des Roza Boer, merupakan salah satu wali murid yang berperan aktif dalam memajukan pendidikan di MAN Buleleng. Ibunda Fiqri turut menjadi anggota komite sekolah yang terus menerus mendukung program-program sekolah. Tak hanya itu, beliau turut pula memberikan masukan dan arahan kepada penulis selaku pembina olimpiade kimia, bahkan saat acara pelepasan kelas XII, ibunda Fiqri berkesempatan memberikan sambutan sebagai perwakilan wali murid kelas XII.



“Kalau bukan kita (wali murid) yang membantu mensukseskan pendidikan di MAN Buleleng, lantas siapa lagi?”


Begitulah seruan beliau, singkat namun mengena. Tak bisa dipungkiri, peran aktif keluarga dalam mendukung program-program sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam mensukseskan pendidikan. Bukan sekedar kehadiran, namun juga perhatian yang berupa dukungan, masukan/saran. Maksudnya keterlibatan orang tua tidak hanya kehadirannya dalam memenuhi undangan sekolah seperti rapat wali murid atau pengambilan raport. Namun juga saran membangun dan perhatian dari keluarga terhadap anak di sekolah sangat diperlukan dalam memajukan pendidikan.  Berikut uraian penulis tentang pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan di era kekinian.

Keluarga: Pertama dan Utama
Definisi keluarga, tak hanya sekedar sekumpulan orang yang memiliki DNA yang sama atau mengalir darah yang sama saja. Bagi anak, keluarga merupakan pondasi pertama dan utama dalam mengenal dunia pendidikan. Keluarga menjadi langkah awal penanaman pengetahuan, sikap, dan keterampilan anak sebelum si anak memasuki pendidikan formal, yakni sekolah. Sejak bayi, keluarga lebih khusus orang tua adalah pihak pertama yang mengajarkan kemampuan-kemampuan dasar kepada anak seperti, tengkurap, berguling, merangkak hingga berjalan. Melalui pengajaran keluarga pulalah, anak belajar berkomunikasi dan berbahasa yang merupakan cikal bakal dari kemampuan sosialisasi anak. Keluarga merupakan mata dan telinga bagi anak. Maksud dari pernyataan tersebut adalah, keluargalah yang menjelaskan apa yang dilihat dan didengar oleh anak, dengan kata lain keluarga adalah pendidik pertama bagi si anak. Selain berperan sebagai pendidik pertama, keluarga adalah bagian utama dalam pembentukan karakter anak. Melalui pola pengasuhan dan pembiasaan yang baik diharapkan anak memiliki karakter yang unggul. Berikut hal sederhana namun memiliki dampak luar biasa yang dapat dilakukan untuk membentuk karakter anak yang unggul:

Menjadi role model yang baik
Anak adalah peniru yang ulung, oleh karena itu orang tua harus memberikan contoh yang baik dan dapat menjadi teladan bagi anak. Maka tak heran bila ada pepatah yang mengatakan “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Segala ucapan dan tindakan orang tua akan terekam dalam ingatan anak, sehingga pemberian contoh yang baik akan lebih efektif dalam menanamkan karakter anak dibandingkan dengan menyuruh/memerintah. Children see, Children doo.

Membiasakan anak dengan pembiasaan yang baik
Jika anak terbiasa melakukan hal-hal yang baik, maka pembiasaan tersebut akan melekat hingga anak tersebut menjadi dewasa. Pembiasaan yang baik akan menjadikan anak memiliki karakter yang bertanggung jawab, disiplin, dan berakhlak mulia. Pembiasaan yang baik antara lain:
-      Membiasakan anak untuk melakukan ibadah
-      Membiasakan anak bangun pagi dan mengatur tempat tidur sendiri
-      Membiasakan anak ikut serta dalam mengerjakan tugas-tugas di rumah
-      Membiasakan anak bersikap sopan santun terhadap orang lain
-      Dan masih banyak contoh pembiasaan yang baik lainnya

    Konsistensi
Pembiasaan yang baik diatas hendaknya dilakukan secara konsisten, sehingga pembiasaan tersebut akan melekat kuat dan menjadi karakter anak. Sebaliknya, sikap tidak konsisten akan membuat anak merasa bingung dan tidak yakin. Sehingga dengan adanya konsistensi tersebut, karakter anak dapat tertanam dengan baik.

“Pola Pengasuhan dan pendidikan yang diterapkan orang tua akan menentukan karakter dan kepribadian, motivasi berprestasi dan kondisi kesehatan serta kebugaran anak.”

Sekolah Sebagai Sahabat Keluarga
Sebagai seorang guru, penulis merasakan pentingnya jalinan komunikasi antara pihak sekolah, terutama guru, dengan keluarga siswa. Dengan adanya komunikasi tersebut, guru bisa mendapatkan berbagai macam informasi tentang anak terkait proses pendidikan, tentunya informasi tersebut berguna sebagai masukan untuk pendidikan anak yang lebih baik. Guru dapat menanyakan hal-hal seperti kebiasaan dan perilaku anak, cara belajar anak, hingga ibadah anak. Sebagai contoh untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Guru bisa berkomunikasi aktif dengan keluarga siswa dengan menanyakan tentang kebiasaan belajar, waktu belajar, serta kendala-kendala si anak di rumah. Dengan informasi tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi kesulitan belajar anak, karena bisa jadi kesulitan belajar siswa berakar pada masalah di rumah.

Layaknya seorang sahabat, keluarga pun sepatutnya bersifat informatif, komunikatif, serta kooperatif. Informatif dalam artian orang tua bersedia memberikan informasi tentang anak kepada guru secara detail dan objektif, tanpa direkayasa maupun ditutupi, sehingga guru bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan sesungguhnya tentang anak. Komunikatif maksudnya keluarga dalam memberikan informasi tidak berbelit-belit dan mudah dipahami/dimengerti sehingga informasi bisa diterima dengan baik oleh guru. Kooperatif artinya keluarga harus bisa diajak kerja sama dan bersedia membantu, sehingga guru merasa terbantu dalam memperoleh informasi tentang siswa.

Berikut merupakan tips dari sahabat keluarga Kemendikbud bagi keluarga untuk menjaga hubungan dengan guru demi kepentingan anak, antara lain:
  1. Anggaplah guru sebagai mitra. Dengan begitu, orang tua diharapkan dapat memperbanyak diskusi dengan pihak sekolah atau guru demi kebaikan anak.
  2. Sampaikan apa yang menjadi concern orang tua mengenai anak. Bila memang hal tersebut perlu disampaikan dengan dengan latar cerita penyebabnya (misalnya anak menjadi sering mengamuk dan menangis tiba-tiba semenjak orang tua ercerai, anak akan segera memiliki adik, anak akan mulai dilatih toilet training, dll), maka ceritakanlah dengan detail dan seobjektif mungkin.
  3. Hargai saran yang diberikan oleh guru saat hal tersebut berlandaskan alasan yang masuk akal dan berorientasi pada kepentingan anak.
  4. Pahami pula bahwa dalam lingkungan sekolah, satu guru perlu menghadapi beberapa anak secara bersamaan, bukan hanya satu anak saja. Maka apabila ada informasi yang tidak tertangkap oleh guru di sekolah, ada baiknya orang tua dapat berperan aktif, misalnya dengan menyampaikan perubahan anak yang mereka anggap perlu mendapatkan perhatian lebih agar guru menjadi lebih jeli akan hal tersebut.


Kids Zaman Now
Era kekinian bisa disebut pula dengan zaman milenial dan lebih hits dengan sebutan zaman now adalah era dimana teknologi berkembang dengan pesatnya. Anak-anak yang hidup di era kekinian ini lebih dikenal dengan istilah kids zaman now atau generasi Z. Tantangan mendidik anak-anak zaman now ini tentunya lebih berat daripada zaman-zaman sebelumnya. Di era kekinian ini anak-anak sangat mahir menggunakan teknologi. Hampir di setiap lini kehidupan tak bisa lepas dari teknologi beserta perangkatnya yang canggih, seperti internet dan smartphone. Namun banyak diantara mereka belum mampu menyaring mana yang baik untuk mereka dan mana yang buruk untuk mereka. Banyak ancaman yang dapat membahayakan masa depan anak-anak ini, mulai dari kecanduan gadget, salah pergaulan, cyber bullying, hingga ancaman pornografi yang bisa merusak masa depan. Hal tersebut dikarenakan mudahnya anak mengakses informasi tanpa dibekali dengan pengetahuan yang memadai serta karakter yang kuat.

“tugas orang tua mempersiapkan anak menghadapi zamannya. Kita sebagai orang tua apakah sudah mempersiapkan anak untuk menghadapi era digital saat ini? Dan era kedepannya?”
Berikut tips bagi keluarga untuk mendampingi remaja milenial dalam laman #sahabatkeluarga Kemendikbud.
Update teknologi
Sangat penting bagi orang tua untuk mempelajari perkembangan teknologi. Sehingga orang tua tidak kolot dan lebih nyambung dengan anak. Hal tersebut tentunya memudahkan komunikasi antara anak dan orang tua.
Set ground rules
Ajaklah anak berdiskusi. Dengan mengajaknya berdiskusi, orang tua dapat mengajari mereka untuk terbuka dan mengetahui bagaimana pandangan mereka terhadap hal-hal baru. Hak tersebut tentunya penting dalam masa pencarian jati dirinya.
Jadilah teman dan role model yang baik bagi anak.
Dengan menjadi role model yang baik, anak tidak akan kehilangan figur panutan dan akan menjadi seorang yang tangguh dalam menghadapi persoalan di era kekinian ini.

“orang tua diharapkan mampu melindungi anak-anak dari ancaman era digital, tetapi tidak mengahalangi potensi manfaat yang bisa ditawarkannya”.


Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian
Dengan adanya ancaman yang bisa membahayakan anak di era kekinian yang telah disebutkan diatas, tentunya pendidikan di sekolah saja tidak cukup untuk membentengi diri anak. Mengingat bahwa waktu anak di sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan waktu anak di lingkungan keluarga. Maka perlu adanya komunikasi, koordinasi dan keterlibatan yang baik antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Pelibatan keluarga pada penyelenggaran pendidikan adalah hal yang sangat penting. Tujuan pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007 yaitu:
  1. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab bersama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat terhadap penyelenggaran pendidikan.
  2. Mendorong penguatan pendidikan karakter anak.
  3. Meningkatkan kepedulian keluarga terhadap pendidikan anak
  4. Membangung sinergitas antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat; dan
  5. Mewujudkan lingkungan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan.


Adapun bentuk pelibatan keluarga pada satuan pendidikan berdasarkan Peraturan Menteri tersebut dapat berupa:
  1. Menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
  2. Mengikuti kelas Orang Tua/Wali
  3. Menjadi nara sumber dalam kegiatan di satuan pendidikan
  4. Berperan aktif dalam kegiatan pentas kelas akhir tahun pembelajaran
  5. Berpartisipasi dalam kegiatan kokurikuler, eksta kurikuler, dan kegiatan lain untuk pengembangan diri anak
  6. Bersedia menjadi anggota komite sekolah
  7. Berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh komite sekolah
  8. Menjadi anggota tim pencegahan kekerasan di satuan pendidikan
  9. Berperan aktif dalam kegiatan pencegahan pornografi, pornoaksi, dan penyalahgunaan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, dan
  10. Memfasilitasi dan/atau berperan dalam kegiatan penguatan pendidikan karakter anak di satuan pendidikan


Berikut merupakan bentuk pelibatan keluarga dalam lingkungan sekolah kami:
 Pertemuan wali murid dengan sekolah

Pertemuan wali murid dengan wali kelas/guru

Pertemuan komite sekolah

Partsipasi wali murid dalam acara sekolah, seperti wisuda dan hari jadi sekolah

Pelibatan keluarga tidak hanya berupa kehadiran orang tua/wali di sekolah, namun juga berupa perhatian seperti:
  1. Menciptakan lingkungan belajar di rumah yang menyenangkan dan mendorong perkembangan prestasi anak/peserta didik
  2. Menjalin interaksi dan komunikasi yang hangat dan penuh kasih sayang dengan anak/peserta didik
  3. Memberikan motivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada anak/peserta didik
  4. Menjalin hubungan dan komunikasi yang aktif dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
  5. Berpartispasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan ektrakurikuler yang dilakukan anak
  6. Memiliki inisiatif untuk menggerakkan oranf tua/wali agar terlibat dalam pengambilan keputusan di sekolah dan masyarakat.


Kunci dari pelibatan keluarga dalam mensukseskan pendidikan seperti dikutip dari laman sahabat keluarga Kemendikbud adalah dengan membangung 3R, Yaitu Respect, Responbility, dan Relationship.

Respect
Respect berarti saling menghormati. Sekolah menghormati keluarga sebagai sumber informasi tentang anak. Sedangkan keluarga hendaknya menghormati pula bahwa sekolah ingin mendapatkan informasi tentang anak demi keberhasilan anak. Sehingga sekolah perlu menyediakan akses layanan dan pertemuan yang dapat menjembatani antara sekolah dan keluarga.

Responsibility
Responsibility artinya tanggung jawab. Hendaknya keluarga dan sekolah memiliki rasa tanggung jawab atas keberhasilan anak. Keluarga hendaknya menghormati pula bahwa sekolah ingin mendapatkan informasi tentang anak dan hendaknya keluarga menghormati saran yaang diberikan sekolah demi keberhasilan anak. Sehingga sekolah perlu menyediakan akses layanan dan pertemuan yang dapat menjembatani antara sekolah dan keluarga.

Relationship
Relationship artinya saling berhubungan. Tentunya hubungan yang diinginkan adalah hubungan yang positif untuk membantu keberhasilan anak.

Adapun bentuk pelibatan keluarga di era kekinian adalah dengan menerapkan teknologi. Teknologi bagaikan dua sisi mata uang, meskipun di satu sisi mengandung bahaya yang bisa merusak masa depan anak, namun di sisi lain bisa memberikan manfaat. Salah satu manfaat teknologi yang berhubungan dengan pelibatan keluarga dalam pendidikan anak adalah semakin mudahnya komunikasi antara orang tua dengan wali kelas atau guru di sekolah. Orang tua kini bisa mengetahui kondisi sekolah melalui website sekolah dan aplikasi media sosial, seperti whatsapp, tanpa harus langsung menemui guru, terutama bila jarak rumah dengan sekolah jauh atau anak tinggal di pondok pesantren/asrama sekolah. Guru pun bisa dengan mudah memberikan kabar mengenai perkembangan anaknya di sekolah. Jadi tidak heran bila sekarang sudah banyak grup-grup dibuat antara oarng tua dengan wali kelas/guru untuk memudahkan mengontrol anaknya. Selain itu beberapa sekolah telah menerapkan sms gateway. Dengan aplikasi ini, sekolah memberikan informasi kepada orang tua melalui sms. Jadi guru dan orang tua bisa saling berkomunikasi dan bertukar informasi untuk kemajuan si anak, sehingga bisa mengotimalkan prestasi anak.

Epilog, Keluarga Terlibat = Sekolah hebat
Greenwood dan Hickman (dalam silabus.org) menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah memberikan kontribusi yang positif dalam prestasi akademis, frekuensi kehadiran anak, iklim sekolah, persepsi orang tua dan anak tentang belajar di kelas, sikap dan perilaku positif anak, kesiapan anak untuk mengerjakan PR, peningkatan waktu yang dihabiskan anak bersama orang tuanya, aspirasi pendidikan, kepuasan orang tua terhadap guru, dan kesadaran anak terhadap well being. Selain itu, berdasarkan pengalaman di sekolah kami, keterlibatan keluarga dalam pendidikan di era kekinian adalah hal yang penting dan harus diterapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelibatan keluarga dalam penyelenggaran pendidikan adalah hal yang penting. Bukan sekedar kehadiran, namun juga perhatian yang berupa dukungan, masukan/saran. Sekolah dan Keluarga bisa bertukar informasi tentang anak layaknya sahabat untuk kemajuan dan perkembangan anak tersebut. Lingkungan keluarga adalah pendidik pertama, sedangkan sekolah adalah keluarga kedua bagi anak. Dengan adanya keterlibatan positif keluarga tersebut, potensi dan prestasi anak bisa dioptimalkan untuk menjadikan sekolah hebat. Keluarga terlibat = sekolah hebat.

#sahabatkeluarga

Sumber bacaan:



Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Pelibatan keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan

Petunjuk Teknis Pelibatan keluarga pada penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Kemendikbud, 2017.

Implementasi Kemitraan Sekolah dan Orang Tua. Silabus.org

.